Kamis, 05 Mei 2011

Pemukiman Penduduk

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemukiman yang tidak layak huni banyak dijumpai di lingkungan padat penduduk seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Pemukiman yang tidak layak huni ini semakin meningkat karena angka perpindahan penduduk semakin meningkat, sehingga pemukiman ini terkesan kumuh dan menimbulkan berbagai masalah diantaranya yaitu sampah dan banjir.
Permasalahan pemukiman penduduk seperti sampah dan banjir harus segera dicari solusinya agar masalah ini tidak bertambah kompleks. Pengaturan tata ruang kota yang baik setidaknya bisa mengurangi berbagai masalah pemukiman penduduk sehingga permasalahan seperti di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia tidak terjadi di kota Palangka Raya. Pembangunan yang dilaksanakan juga harus memperhatikan aspek-aspek ekologis agar pembangunan yang dilakukan tidak menimbulkan masalah yang pada akhirnya akan berdampak buruk bagi penduduk.
Berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan oleh pemukiman padat penduduk perlu dikaji ulang dan ditata kembali, sehingga kami melakukan penelitian tentang pemukiman penduduk. Penelitian ini kami lakukan untuk mengetahui sejauh mana masalah pemukiman penduduk yang terjadi di kota Palangka Raya, khususnya di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukakan pada praktikum ini adalah:
a. Mengamati keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
b. Mencatat keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
c. Menganalisa keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
a. Untuk mengamati keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
b. Untuk mencatat keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
c. Untuk menganalisa keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
1.4 Manfaat Praktikum
Manfaat yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah:
a. Untuk mengetahui berbagai masalah tentang pemukiman penduduk serta faktor-faktor penyebab munculnya pemukiman padat penduduk.
3
b. Untuk meningkatkan wawasan dan kecintaan dengan lingkungan sehingga timbul kesadaran pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
c. Sebagai masukan bagi penentu kebijakan dalam menata ruang kota serta mengatur pemukiman sehingga keputusan yang diambil bisa memberi pengaruh yang baik terhadap perkembangan kota Palangka Raya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemukiman Penduduk
2.1.1 Pengertian Pemukiman Penduduk
Pemukiman sering disebut sebagai perumahan. Pemukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman. Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana dan sarana lingkungan. Perumahan menitikberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land settlement. Pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human) (Kurniasih, 2007; 3).
Pemukiman penduduk selalu berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya adalah dengan menerapkan persyaratan rumah sehat (Kurniasih, 2007: 1).
Menurut Undang–Undang No. 4 tahun 1992 dalam Surtiani (2006: 39) pengertian tentang perumahan atau pemukiman yaitu sebagai berikut:
5
1. Pengertian rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga.
2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.
3. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung (kota dan desa) yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat melakukan berbagai macam kegiatan atau aktivitas.
2.1.2 Kriteria Pemukiman yang Layak Huni
Suatu patokan atau standar penilaian rumah yang sehat dan ekologis dapat digunakan untuk menentukan kualitas dan kondisi suatu pemukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan khususnya pada pemukiman padat penduduk. Menurut Krista (2009: 2) patokan atau standar penilaian yang dapat digunakan dalam pembangunan rumah yang sehat dan ekologis adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau.
2) Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.
3) Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.
4) Menghindari kelembaban tanah naik ke dalam konstruksi bangunan.
5) Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air.
6
6) Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan.
7) Mempertimbangkan bentuk atau proporsi ruangan.
8) Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah.
Menurut Tim Dosen Mata Kuliah TPB (2010: 109) pemukiman manusia yang layak, pada dasarnya memiliki 4 (empat) unsur penting berikut yaitu:
a. Wisma
Wisma adalah rumah dan bangunan lain yang dibutuhkan oleh manusia baik untuk tempat tinggal maupun untuk melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
b. Marga
Marga berupa sarana dan prasarana fasilitas sosial yang diperlukan manusia dalam mencari nafkah serta dalam mengembangkan kehidupan sosial ekonomi dan budaya.
c. Karya
Karya berupa lapangan pekerjaan untuk memperoleh penghasilan bagi kebutuhan hidup masyarakat atau penduduk setempat, selain itu juga untuk mengembangkan bakat.
d. Suka
Suka berupa sarana dan prasarana fasilitas rekreasi yang dapat membina perkembangan kebudayaan manusia dalam arti yang luas.
Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam Surtiani (2010: 41), lokasi kawasan perumahan yang layak adalah sebagai berikut:
7
1. Tidak terganggu oleh polusi (air, udara, dan suara)
2. Tersedia air bersih
3. Memiliki kemungkinan untuk perkembangan pembangunannya
4. Mempunyai aksesibilitas yang baik
5. Mudah dan aman mencapai tempat kerja
6. Tidak berada di bawah permukaan air
7. Mempunyai kemiringan rata-rata
2.1.3 Pemukiman menurut Arti Etika Lingkungan
Manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya memiliki pilihan yang dapat dikembangkan oleh dirinya baik secara individu maupun kelompok. Pilihan ini perlu dikembangkan dalam lingkungan tempat tinggal (pemukiman). Manusia di pemukimannya perlu menata perilaku berdasarkan kearifan dan etika budaya untuk memperoleh suatu pemukiman yang layak dan memenuhi kebutuhan dasar hidupnya (Tim Dosen Mata Kuliah TPB, 2011: 109).
Kedudukan manusia di pemukiman menurut arti etika lingkungan adalah bagian dari lingkungan itu sendiri. Manusia mampu mengubah lingkungan alam menjadi lingkungan binaannya pada saat yang sama secara budaya dan kemajuan IPTEK. Manusia dapat dikatakan sebagai pembentuk lingkungan. Kewajiban manusia dalam peranannya membentuk lingkungan adalah sepenuhnya untuk menyadari keterkaitan dan ketergantungannya terhadap unsur-unsur lingkungan sebagai suatu ekosistem yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Misi yang harus
8
dibawa oleh manusia adalah memelihara keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara perilaku dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Segala tindakan dan perbuatan yang ingin dilakukan oleh manusia harus selalu dipikirkan secara arif dan bijaksana. Perilaku arif dan bijaksana ini juga berlaku pada saat manusia mengembangkan pemukimannya, karena pemukiman manusia adalah perwujudan dari ekosistem binaan manusia (Tim Dosen Mata Kuliah TPB, 2011: 110).
2.2 Kepadatan Penduduk
Penduduk adalah orang yang menetap di suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu dan terikat oleh aturan-aturan yang berlaku serta saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus atau kontinyu. Pengertian penduduk dalam ilmu sosiologi adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu daerah per satuan luas. Kepadatan penduduk ini terkait dengan jumlah penduduk dan luas daerah, sedangkan jumlah penduduk itu sendiri dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang datang dan pergi dari suatu daerah, serta tingkat kelahiran dan kematian (Amalia, 2008: 1).
Menurut Putri (2011: 1) faktor-faktor yang menyebabkan kepadatan penduduk diantaranya yaitu:
1. Faktor iklim dan topografi, iklim yang nyaman dan topografi yang relatif landai menyebabkan penduduk terkonsentrasi dan menjadi padat.
9
2. Faktor ekonomi, yang termasuk faktor ekonomi adalah tersedianya sumber daya alam dan tersedianya lapangan kerja.
3. Faktor sosial budaya, yang termasuk faktor sosial budaya adalah kesempatan untuk meneruskan pendidikan dan keterbukaan masyarakat, selain itu daerah yang relatif aman akan selalu jadi pemukiman yang padat.
2.3 Hubungan Pemukiman Penduduk dengan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan bertambahnya jumlah tempat untuk bermukim (pemukiman). Pertumbuhan pemukiman yang sangat pesat sedangkan luas lahan yang tersedia terbatas maka menyebabkan tumbuhnya permukiman padat penduduk di pusat kota, selain itu kurangnya ketersediaan ruang tersebut mengakibatkan pertumbuhan kawasan permukiman yang tidak tertata dan tidak terkendali sehingga terkesan kumuh dan tidak layak huni (Wasis, 2010: 1).
Menurut Anonim (2010: 1) beberapa hal yang mempengaruhi kepadatan penduduk, diantaranya yaitu:
1. Kelahiran atau natalitas, kepadatan penduduk akan bertambah. Angka kelahiran diperoleh dengan cara menghitung jumlah kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun.
2. Kematian atau mortalitas, kepadatan penduduk akan berkurang. Angka kematian diperoleh dengan cara menghitung jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
3. Imigrasi, adanya penduduk yang datang akan menambah kepadatan penduduk.
10
4. Emigrasi, adanya penduduk yang pindah atau pergi akan mengurangi kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk juga dapat mempengaruhi kualitas penduduk itu sendiri, terlebih lagi jika wilayah pemukiman tersebut tidak mampu memberikan daya dukung baik bagi penghuninya. Permasalahan yang dihadapi oleh pemukiman padat penduduk adalah masalah yang berhubungan dengan ketersediaan air bersih, udara bersih, bahan pangan, lahan, lingkungan, sosial ekonomi, kesehatan dan ruang gerak (Anonim: 3).
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Praktikum
Metode praktikum yang dilaksanakan adalah metode observasi lapangan dan wawancara dengan penduduk setempat.
3.2 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 10 April 2011 pukul 15.00 WIB–Selesai. Tempat pelaksanaan praktikum adalah di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
3.3 Alat dan Bahan Praktikum
3.3.1 Alat
1) Alat tulis
2) Kamera
3.3.2 Bahan
Lembar pengamatan
3.4 Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
3.4.1 Pengamatan 4 (empat) Unsur Penting dalam Kriteria Pemukiman yang Layak Huni
12
Mengamati 4 (empat) unsur penting yang termasuk dalam kriteria pemukiman yang layak untuk dihuni di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya.
3.4.2 Pengkategorian Komponen
Mengkategorikan komponen-komponen yang termasuk ke dalam wisma, marga, karya, dan suka.
3.4.3 Pengamatan Kepadatan Penduduk
Melakukan pengamatan tentang kepadatan penduduk di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya, kemudian mengamati jumlah rumah/km, jumlah KK/RT, jumlah penduduk berdasarkan struktur umur dan jenis kelamin, serta mata pencaharian penduduk.
3.4.4 Pengamatan Kondisi Fisik Perumahan dan Lingkungan
3.4.4.1 Kondisi Fisik Perumahan
Kondisi fisik perumahan yang diamati meliputi suhu dan kelembaban rumah, ventilasi dan penerangan, serta lantai dan atap rumah.
3.4.4.2 Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan yang diamati meliputi sumber air dan pembuangan limbah (saluran air atau parit), jenis sampah dan tempat pembuangan, serta bentuk MCK atau WC, tempat mandi dan tempat cuci piring.
13
3.4.5 Pengamatan Sarana Lain
Sarana lain yang diamati pada praktikum ini meliputi bidang kerohanian, bidang pendidikan, bidang kesehatan dan KB, bidang olahraga dan kesenian, serta bidang keamanan penduduk.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data hasil pengamatan yang ditemukan di lokasi pengamatan dikumpulkan dan dicatat dalam lembar hasil pengamatan. Data yang diperlukan dalam praktikum ini yaitu tabel pengamatan komponen-komponen unsur penting dalam kriteria pemukiman layak huni, data kepadatan penduduk, data kondisi fisik rumah dan lingkungan, data sarana lain, serta foto kegiatan praktikum.
3.6 Teknik Analisa Data
Data dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu dengan cara mendeskripsikan data hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara dengan penduduk setempat.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.
Unsur Penting yang Termasuk dalam Kriteria Pemukiman Layak Huni
Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya
WISMA
MARGA
KARYA
SUKA
Rumah
Puskesmas
Perdagangan
Televisi
Barak
Pasar
Jasa
Radio
Ruko
Kios
Masjid
Langgar
Gereja
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 2.
Kepadatan Penduduk
Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya
No.
Data
Hasil Pengamatan
1.
Kepadatan penduduk
Padat (jarak antar rumah sangat berdekatan)
2.
 Jumlah rumah/km
 Jumlah KK/RT
35 rumah/RT dengan 10 rumah/km
44 KK
3.
Jumlah penduduk berdasarkan:
 Struktur umur
 Jenis kelamin
Balita = 24 jiwa; Anak-anak = 47 jiwa; Remaja = 43 jiwa; Dewasa = 44 jiwa; Orang tua = 88 jiwa
Laki-laki = 128 jiwa dan Perempuan =188 jiwa
4.
Mata pencaharian penduduk
Sebagian besar pedagang dan buruh, sebagian kecil Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Sumber: Data primer yang diolah
15
Tabel 3.
Kondisi Fisik Perumahan
Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya
No
Kondisi Fisik Perumahan
Hasil Pengamatan
1.
Suhu
Kelembaban
Berkisar antara 27–280C (suhu ruang)
Berkisar antara 40–70%
2.
Ventilasi
Penerangan
Memadai (Pertukaran udara cukup baik)
Berasal dari PLN
3.
Lantai
Atap Rumah
Kayu
Sirap, Seng dan Multirub
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.
Kondisi Lingkungan
Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya
No.
Kondisi Lingkungan
Hasil Pengamatan
1.
Sumber air
Pembuangan limbah
PDAM dan Sumur Bor
Sebagian dibuang ke dalam sumur khusus (septicktank), sedangkan sisa atau bekas mencuci piring dan mencuci pakaian dibuang di bawah rumah.
2.
Jenis sampah
Tempat pembuangan sampah
Plastik, sisa sayuran, dan limbah cair
Tidak ada, sebagian besar penduduk membuang sampah di bawah rumah.
3.
Bentuk MCK atau WC
Tempat mandi
Tempat cuci
Leher angsa
Menjadi satu dengan MCK atau WC (ada di dalam rumah).
Terpisah dengan MCK atau WC yaitu terletak disamping MCK atau WC tetapi masih menjadi satu dengan rumah.
Sumber: Data primer yang diolah
16
Tabel 5.
Sarana Lain
Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya
No
Bidang
Hasil Pengamatan
1.
Bidang Kerohanian
 Mempunyai 1 buah Masjid, 2–3 Langgar, dan 1 buah Gereja.
 Setiap hari Jumat selalu mengadakan acara Yasinan dan Pengajian bagi yang beragama Islam, sedangkan bagi yang beragama Kristen selalu Ibadah Minggu setiap hari Minggu.
2.
Bidang Pendidikan
 Hanya ada TPA, Taman Kanak-Kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD).
 Sebagian besar remaja tamatan SMP dan SMP, hanya sebagian kecil yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
3.
Bidang Kesehatan dan KB
 Terdapat Puskesmas
 Diadakan Posyandu bagi balita setiap 1 bulan sekali.
 Penduduk setempat sudah mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
4.
Bidang Olahraga dan Kesenian
Tidak memiliki lapangan olahraga dan tempat kesenian khusus, sehingga anak-anak dan remaja menggunakan halaman sekolah dan pinggiran jalan sebagai tempat berolahraga.
5.
Bidang Keamanan Penduduk
 Sudah memiliki Poskamling di tiap-tiap perempatan jalan.
 Pembagian tugas jaga malam (ronda) sudah dilaksanakan tiap malam.
Sumber: Data primer yang diolah
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkategorian Komponen
Wilayah Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya memiliki 4 (empat) unsur penting yang termasuk dalam kriteria pemukiman layak huni, yaitu wisma yang meliputi rumah, barak, dan ruko; marga yang meliputi puskesmas, pasar, kios, masjid, langgar dan gereja; karya yang meliputi perdagangan dan jasa; dan suka yang meliputi televisi dan radio.
17
Gambar 1. Wisma
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
4.2.2. Pengamatan Kepadatan Penduduk
4.2.2.1 Kepadatan Penduduk
Penduduk yang tinggal di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya sangat padat. Kepadatan penduduk terlihat dari jarak antara rumah satu dan rumah yang lainnya sangat berdekatan tidak lebih dari satu meter. Informasi tentang jumlah penduduk yang diperoleh dari ketua RT setempat adalah mencapai kurang lebih 246 jiwa.
4.2.2.2 Jumlah Rumah/km dan Jumlah KK/RT
Jumlah rumah yang ada di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya adalah 35 rumah/RT dengan 10 rumah/km dan jumlah KK/RT adalah 44 KK. Beberapa rumah ada yang dihuni lebih dari satu kepala keluarga dalam satu rumah.
4.2.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur dan Jenis Kelamin
4.2.2.3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur
 Balita : 24 jiwa
18
 Anak-anak : 47 jiwa
 Remaja : 43 jiwa
 Dewasa : 44 jiwa
 Orang tua : 88 jiwa
4.2.2.3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
 Laki-laki : 128 jiwa
 Perempuan : 118 jiwa
4.2.2.4 Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya sebagian besar adalah pedagang dan buruh, hanya sebagian kecil yang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
4.2.3 Pengamatan Kondisi Fisik Perumahan dan Lingkungan
4.2.3.1 Pengamatan Kondisi Fisik Perumahan
4.2.3.1.1 Suhu dan Kelembaban Rumah
Suhu di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya ini kurang lebih berkisar antara 27–280C (suhu ruang), sedangkan kelembabannya berkisar antara 40–70% .
4.2.3.1.2 Ventilasi dan Penerangan
Ventilasi setiap rumah penduduk cukup memadai (pertukaran udaranya cukup baik) dan sumber penerangan berasal dari PLN.
19
Gambar 2. Penerangan Berasal dari PLN
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
4.2.3.1.3 Lantai dan Atap Rumah
Lantai rumah penduduk di Komplek Sosial jalan Mendawai kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya pada umumnya berlantai kayu, sedangkan atap rumahnya bervariasi mulai dari sirap, seng dan multirub.
Gambar 3. Lantai Kayu
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
Gambar 4. Atap Rumah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
20
4.2.3.2 Pengamatan Kondisi Lingkungan
4.2.3.2.1 Sumber Air dan Pembuangan Limbah
Sumber air penduduk setempat berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sumur bor yang dibuat oleh penduduk. Pembuangan limbahnya ke dalam sumur khusus (septicktank), sedangkan pembuangan limbah bekas mencuci piring atau mencuci pakaian dibuang di bawah rumah.
Gambar 5. Sumur Bor
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
Gambar 6. Pembuangan Limbah ke dalam Sumur Khusus (Septicktank)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
4.2.3.2.2 Jenis Sampah dan Tempat Pembuangan
Jenis sampah penduduk adalah sampah rumah tangga seperti plastik, sisa sayuran dan limbah cair. Penduduk di Komplek Sosial ini sebagian besar membuang
21
sampah di bawah rumah dengan alasan tidak ada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang disediakan oleh Pemerintah kota Palangka Raya. Alasan lainnya adalah dengan membuang sampah di bawah rumah maka dapat meningkatkan ketinggian tanah karena tumpukan sampah tersebut.
Gambar 7. Jenis Sampah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
Gambar 8. Tempat Pembuangan Sampah (di Bawah Rumah)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
4.2.3.2.3 Bentuk MCK atau WC, Tempat Mandi dan Tempat Cuci
Setiap rumah yang ada di Komplek Sosial ini pada umumnya sudah memiliki MCK atau WC yang cukup memadai. Bentuk MCK atau WC penduduk setempat adalah bentuk leher angsa. Tempat mandi penduduk menjadi satu dengan WC dan letaknya tidak terpisah dengan rumah (ada di dalam rumah), sedangkan tempat
22
mencuci baik mencuci piring atau mencuci pakaian terpisah dengan MCK atau WC yaitu terletak disamping MCK atau WC (tidak terpisah dengan rumah).
Gambar 9. MCK atau WC Sekaligus Kamar Mandi
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
Gambar 10. Tempat Cuci Piring
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
Gambar 11. Tempat Cuci Pakaian
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)
23
4.2.4 Pengamatan Sarana Lain
4.2.4.1 Bidang Kerohanian
Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya memiliki 1 buah Masjid, 2–3 Langgar dan 1 buah Gereja yang dapat menunjang kegiatan kerohanian penduduk setempat. Komplek Sosial ini selalu mengadakan kegiatan Yasinan dan Pengajian bagi yang beragama Islam setiap hari Jum’at dan Ibadah Minggu bagi yang beragama Kristen.
4.2.4.2 Bidang Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di komplek ini hanya pendidikan-pendidikan dasar seperti TPA, Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), sedangkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) penduduk setempat harus bersekolah keluar komplek. Sebagian besar remaja di Komplek Sosial ini hanya tamatan SMP dan SMA, hanya sebagian kecil yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
4.2.4.3 Bidang Kesehatan dan KB
Sarana kesehatan yang ada di komplek ini adalah Puskesmas. Setiap satu bulan sekali di Puskesmas ini selalu diadakan Posyandu bagi balita, dan sebagian besar penduduk setempat sudah mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
24
4.2.4.4 Bidang Olahraga dan Kesenian
Komplek Sosial ini tidak memiliki sarana olahraga dan kesenian, sehingga sebagian besar anak-anak dan remaja berolahraga seperti sepak bola dan volly di lapangan Sekolah Dasar (SD) dan di pinggir-pinggir jalan. Sepak bola dan volly di pinggir jalan dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain, tetapi mereka tidak menghiraukan bahayanya karena keterbatasan fasilitas.
4.2.4.5 Bidang Keamanan Penduduk
Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya telah memiliki Poskamling untuk menjaga keamanan di komplek ini. Setiap malam selalu ada yang bergantian jaga malam (ronda) sesuai dengan jadwal jaga malam yang telah disepakati bersama. Poskamling selalu ada di tiap-tiap perempatan jalan.
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum ini adalah:
a. Keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya setelah diamati termasuk pemukiman padat penduduk, hal ini terlihat dari jarak antar rumah yang satu dengan rumah yang lainnya sangat berdekatan. Kondisi fisik perumahan dan lingkungan tidak memenuhi syarat rumah sehat, karena sumber air dan tempat pembuangan limbah atau sampah berdekatan. Sampah dibuang di bawah rumah tidak pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Pemukiman ini dibangun di atas rawa-rawa.
b. Data keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya yang kami catat adalah data mengenai jumlah rumah/RT adalah 35 rumah dengan 10 rumah/km dan jumlah Kepala Keluarga yang ada di pemukiman ini berjumlah 44 KK. Jumlah penduduk yang menghuni komplek ini adalah 246 jiwa dengan laki-laki berjumlah 128 jiwa dan perempuan berjumlah 118 jiwa. Mata pencarian penduduk setempat sebagian besar adalah pedagang dan buruh, hanya sebagian kecil yang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
26
c. Keadaan penduduk dan kondisi lingkungan di Komplek Sosial jalan Mendawai Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya ini dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu dengan mendekripsikan data hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara dengan penduduk setempat.
5.2 Saran
Tata ruang kota di Palangka Raya perlu dikaji ulang kembali agar pemukiman padat penduduk tidak bertambah banyak. Meningkatnya pemukiman padat penduduk di Palangka Raya disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk yang lebih berpusat di tengah kota. Pendirian bangunan atau rumah juga harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan standar ekologis agar nantinya tidak berdampak buruk bagi penduduk yang tinggal di pemukiman tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
Amalia. 2008. Pertambahan Penduduk di Desa dan di Kota. Diakses pada tanggal 1 Mei 2011, dari http://amalia07.files.wordpress.com/2008/07/pkn1.pdf.
Anonim. 2010. Pengaruh Kepadatan Populasi terhadap Lingkungan. Diakses pada tanggal 1 Mei 2011, dari http://biologi-go.blogspot.com/2010/07/e-pengaruh-kepadatan-populasi-terhadap.html.
Krista. 2009. Makalah Pemukiman Kumuh. Diakses apda tanggal 1 Mei 2011, dari http://kristaneh.blogspot.com/.
Kurniasih, S. 2007. Usaha Perbaikan Pemukiman Kumuh di Petukangan Utara-Jakarta Selatan. Diakses pada tanggal 29 April 2011 dari http://peneliti.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2007/06/srikurniasih-sna2007.pdf.
Putri, G. H. 2011. Kepadatan Penduduk. Diakses pada tanggal 1 Mei 2011, dari http://hutami-putri.blogspot.com/2011/03/kepadatan-penduduk.html.
Surtiani, E.E. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Pemukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus: Kawasan Pancuran, Salatiga).Diakses pada tanggal 25 Februari 2011, dari http://eprints.undip.ac.id/15530/1/Eni_Surtiani.pdf.
Tim Dosen Mata Kuliah TPB. 2010. Pengantar Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan. Palangka Raya: Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Palangkaraya.
Wasis. 2010. Manusia dan Lingkungannya. Diaskses pada tanggal 1 Mei 2011, dari http://www.crayonpedia.org/mw/Manusia_dan_Lingkungannya_-_wasis.

Pemukiman Penduduk